Rabu, 07 Mei 2014

Perempuan diujung senja


aku berdiri menatap langit....
menantang sejuknya udara sore ini...
mencoba bercengkrama dengan dedaunan yang selalu melambai....

Sayup-sayup masih ku dengar tangisnya...
masih ku rasakan kehangatan air matanya...
kelembutan sentuhannya...

ah....
begitu kasihan perempuan itu...
kelembutannya ternodai...
kepolosannya tercabik-cabik..
dan kebaikannya terabaikan...

aku heran pada dunia...
yang hanya bisa diam....

aku heran pada birunya langit..
selalu saja tersenyum walau banyak hati yang tersakiti....

malam yang sunyi itu seakan menjadi saksi.
betapa dalam luka di hatinya...
tersayat-sayat jiwa rapuhnya...
tergores oleh sikap ego lelaki durjana....

aku hanya bisa melihat kesedihannya...
air matanya terlalu suci untuk diteteskan .
kesedihannya tak pantas tergadaikan...

sudahlah wahai perempuan...
masih banyak ikan di laut
tak perlu kau makan ikan yang telah busuk,
dan tulangnya melukai lidahmu.

Tidak ada komentar: