Rabu, 02 April 2014

Sepotong Lukisan Langit Ayah


Nak, kelak ketika kau beranjak dewasa, ketika ingatan ayah sudah mulai memudar dan mata tak bisa jelas memandangmu lepas, Dengarlah ini……

“Saat engkau ingin melukis langit, namun ayah tak mampu lagi menemani setiap langkahmu, tak selalu menjadi  ayah yang siaga, seperti saat kau mulai tumbuh dulu, menunggu celoteh kecilmu bertanya ini-itu. Siap mengantar dan menjemputmu pulang sekolah, memarahimu ketika engkau memanjat pohon  di pekarangan rumah tetangga, kebut-kebutan dengan teman-teman laki-lakimu menaiki sepeda hasil , atau mengejarimu saat engkau berlari berebutan layangan lego”

Maafkanlah ayahmu ini..

Teruslah melukis langit dari segi yang bisa membuat sekelilingmu bahagia, lukislah dengan segenap hatimu, sebarkanlah kebaikan walaupun kebaikan tak selalu terbalas kepadamu. Hidup terkadang tidak melulu soal apa yang engkau inginkan, tapi hidup adalah tentang belajar untuk bersedia melapangkan hatimu walau dalam kekurangan dan pengabaian sekalipun. Hidup selalu punya caranya sendiri untuk membuat engkau merunduk dan tersadar. Barangkali, ada sesuatu yang tak perlu dijelaskan, tapi hanya butuh dimengerti. Kita takkan pernah tiba pada pengertian sampai kita mengalami dalam kedirian kita sendiri. Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, tidak semua yang tampak baik selalu baik, tidak semua yang buruk selalu buruk. Lihatlah dari kedua sisi, bagaimana engkau menyaring dan mengkhidmati  keduanya. Menjadikanmu manusia yang tau artinya bersyukur, membuat sesuatu indah pada waktunya. Bersabarlah, itu kenapa Tuhan tak pernah tertidur..!

Keinginan ayah sederhana nak, kebahagiaan bagi ayah adalah ketika bisa melukis kebahagiaan untukmu, menjadikan dirimu lebih dari pada ayah, memastikan segala yang mengalir dalam tubuhmu adalah sesuatu yang halal.  Ayah mungkin belum bisa memberikan hal-hal yang mewah untukmu, tak pernah mengucapkan sepatah kata sayang untukmu, tak selalu menyediakan kebutuhan dan keinginanmu, hanya kesederhanaan yang ayah punya.

Mungkin inilah saatnya ayah mulai mempercayai  keberadaan seseorang wanita untuk bersedia menjaga mu. Seseorang  yang sederhana, yang dapat membimbingmu, mengingatkanmu beribadah, membawamu dekat dengan Tuhan, seseorang yang mencintaimu dengan tulus. Seseorang yang bisa melengkapi kekuranganmu, seseorang yang mengucapkan salam dan  Seseorang yang bertanggung jawab atas segala ucapan dan janjinya untuk menjagamu. Ayah ikhlas engaku  bersamanya nak..

Ayah selalu menyelipkan namamu dalam setiap doa selepas sembahyang. MemintaNya menganugrahi hidup dan segala yang melingkupimu dalam balutan keberkahan. Semoga Allah menjagamu dalam sebaik-baikNya penjagaan. Dan kelak ketika kau mencapai puncak, dan dapat menghiasi lukisan langitmu dengan segala yang engkau inginkan, Allah masih tetap melindungimu dalam kebersahajaan, menjauhkanmu dari kesombongan duniawi. Ingat nak, walau engkau bisa melukis langit dengan begitu indah, tetap  diatas langit masih ada langit. Semoga engkau akan tetap belajar untuk selalu menanam kebaikan..



 

Tidak ada komentar: