Maafkan aku,
Mungkin kau terluka,
Kukira hatimu tersayat
Atau bisa jadi sesak merasuk di dadamu,
Dunia mengapa kau tak berputar perlahan?
Hingga tak terasa usia ku dan usia mu bertambah secara pasti
Tawa, suka, duka berjalan selaras dengan putaran jam
Aku tak tahu pasti
Kapan nafas ini kan berhenti
Mengingatkanmu bukan berarti memarahimu
Menegurmu bukan berarti aku membencimu
Karena aku sungguh mencintaimu
Tak ingin kau jatuh dan sakit oleh orang lain
Tak ingin kau menjauh dan jauh dari Rabbmu
Sayangku padamu berbanding lurus dengan sayangku kepada tubuhku
Yang selalu ingin menjadi yang terbaik di mata-Nya
Aku tahu karena jasad ini takkan kekal
Aku sadar bahwa lisan ini tak selamanya bisa mengingatkanmu
Aku tak pernah berjanji akan selalu bersamamu
Karena kematian yang akan memisahkan kita
Tak selamanya ku bisa mendampingimu
Tak selamanya ku bisa menjagamu
Maka dari kemarin, hari ini dan selama detak nadi ku masih ada
Aku ingin bersama denganmu untuk sama – sama menjadi yang terbaik
Di mata Rabb yang Maha baik
Belajarlah menjadi dewasa,
Bukan karena usia,
Tapi karena dewasa adalah pilihan untuk menjadi bijaksana
Belajarlah dengan tauladan
Karena ketauladanan lebih besar manfaat dibanding ratusan retorika
Belajarlah menjadi penebar cinta
Jika berdekatan denganmu orang semakin Mencintai Rabbnya
Maafkan aku jika mungkin aku yang akan meninggalkanmu
Bukan karena beribu kesalahan saja ku meminta maaf
Tetapi karena kekurangan diri hingga ku sering lalai
Tetaplah menjadi saudaraku yang selalu dalam kasih sayang-Nya.
Sumber: dakwatuna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar