Selasa, 17 Mei 2016
PESAN SEORANG AYAH...
Anakku, dalam kehidupan ini kamu akan bertemu dan bergaul dengan banyak orang yang memilki latar belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda-beda, kamu harus bisa bergaul dan menyesuaikan diri dengan mereka.
Anakku, kamu harus memiliki pengetahuan untuk bergaul dengan sesamamu, maka jangan pernah kamu berkata “aku sudah selesai belajar”.
Anakku, jika kamu merasa tidak tahu, maka carilah orang yang berilmu untuk kamu jadikan panutan dan guru.
Anakku, jika kamu merasa segan dan takut kepada seorang guru, maka dekatilah beliau agar kamu mendabapat keberkahan karenanya, sebab orang yang berilmu adalah para penghulu dalam kehidupan ini.
Anakku, jangan kamu memilih-milih teman dan membeda-bedakannya dalam kehidupanmu, sebab kamu takkan mau jika dipilih-pilih dan dibeda-bedakan oleh temanmu.
Anakku, jika kamu berteman dengan orang yang baik, pelajarilah perilakunya dan ikutilah, niscaya kamu menjadi orang yang baik pula.
Anakku, jika kebetulan kamu memiliki teman yang kurang baik, maka renungkanlah perilakunya, agar kamu terhindar melakukan hal yang sama dengannya, untung-untung jika kamu bisa menasihatinya.
Anakku, ketahuilah… jika aku sekarang mendidikmu dengan keras, itu semata-mata karena aku sangat menyayangimu.
Anakku, jika kamu merasa kamu terangsingkan karena selalu jauh dariku, yakinlah kamu selalu di hatiku.
Anakku, kerasnya pendidikanmu dan keterasinganmu dariku, itu karena aku ingin mengajarimu menjadi dewasa, jangan kamu bersusah hati, sebab kamu takkan selamanya berada di sisiku.
Anakku, banyak hal yang ingin aku ajarkan kepadamu, kamu akan lebih cepat mengerti jika kamu tidak selalu berada di sisiku.
Anakku, dimanapun kamu berada, seberapa jauh kita terpisah, hakikatnya kita bersama, sebab kita masih berpijak di bumi yang sama, terlebih kita sama-sama menyembah pada Dzat Yang Satu.
Anakku oh anakku, bukan karena aku mulai tua dan cerewet jika banyak berkata kepadamu, itu semata sebagai bekal untuk kehidupanmu.
Anakku, setelah ini aku takkan lagi banyak mendektemu, itu bukan karena aku sudah bosan menasihatimu, tapi karena kamu –aku yakin- mengerti meskipun tak aku sampaikan dengan kata-kata kepadamu.
Anakku, bentangkan akalmu, matangkan budimu, agar engkau semakin arif dan bijaksana, karena kelak kamu akan berkata seperti kataku, pada saatnya nanti kau dipanggil “bapak” oleh anakmu.
Anakku, sekarang aku merasa senang, karena berbicara denganmu seperti seorang kawan, bukan lagi menasihatimu seperti dulu, namun sekali lagi kita takkan lama bersama lagi, sebab tempat lain telah menantiku.
Anakku, semoga kelak kita bersama kembali, sekarang janganlah bersedih, tatap masa depanmu, ayunkan langkahmu tanpa ragu, karena aku yakin kamu mampu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mhn ijin share. Trm ksh.
Posting Komentar