Rabu, 29 Agustus 2012

Ketulusan Hati Adalah Kebenaran

Sesungguhnya Kebenaran masih kalah dibandingkan dengan ketulusan hati. Ketulusan hati adalah sumber Kebenaran itu sendiri! Didalam kehidupan kita yang sudah puluhan tahun boleh dikatakan telah banyak kebenaran yang diketahui. Baik dari membaca, mendengar, maupun dari pengalaman hidup. Apalagi bagi kita sebagai umat beragama yang memiliki kitab suci. Saya yakin Kebenaran yang ada di kitab suci telah banyak yang diketahui dan dimengerti serta dipahami. Sayangnya semua Hakekat Kebenaran itu masih belum banyak berarti untuk mengubah perilaku dan akhlak hidup kita menjadi lebih baik. Tentu ini menjadi pertanyaan besar. Ibarat obat, isi kitab suci adalah obat terbaik. Mengapa belum bisa menyembuhkan penyakit keserakahan, kesombongan, kebencian, kemaksiatan, dan kebodohan batin pada manusia? Jawaban klasiknya adalah bukan Kebenaran kitab sucinya yang tidak benar tapi manusianya yang memang tidak baik. Itulah kebenarannya! Lalu mengapa manusianya yang tidak baik, padahal dasarnya adalah baik? Begitu juga kitab suci yang berisi Kebenarannya adalah untuk menjadikan manusia kembali menjadi baik. Tetapi mengapa banyak manusia yang notabene taat beragama tetapi perilakunya belum bisa baik juga? Istilahnya pagi khusuk berdoa menyembah Tuhan, siang asik bergumul dengan dosa tanpa ingat lagi Tuhan. Satu hal adalah seberapa baikpun Kebenaran yang ada, mau dibaca siang malam, mau didengar terus-terusan sampai telinga pekak, tetapi bila ketulusan hati kita belum terbuka lebih akan menjadi sia-sia. Kebenaran itu tak akan banyak berfaedah, hanya numpang lewat di hati kita. Tidak singgah dan melekat. Saya berkeyakinan semua Kebenaran yang ada adalah bertujuan untuk membuka kesadaran akan sebuah ketulusan yang telah ada didasari hati kita untuk menjadi sesadar-sadarnya sehingga tersadarkan. Karena sesungguhnya Kebenaran Sejati itu telah tersimpan rapi didasari hati untuk dibangkitkan. Bila ketulusan hati telah dibuka dan dibangkitkan, maka ia akan melebihi segala Kebenaran yang ada. Kebenaran adalah Kebenaran. Ia takkan berarti apa-apa bila bertemu dengan tiada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah benih-benih Kebenaran yang akan terus bersemi sepanjang hidup manusia. Jadi, betapa agungnya sebuah ketulusan hati yang bisa dibangkitkan, karena itu adalah sebagai pintu untuk membuka Kebenaran yang ada pada diri manusia. Sementara itu, saya masih dalam keterlenaan mencarinya kemana-mana.

Tidak ada komentar: