Sabtu, 06 Juni 2015

Paku yang Berbekas..


image

Inilah ilmu yang pernah diajarkan oleh KH. Abdulah Gymnastiar atau yang lebih trend dikenal deng Aa Gym. Ilmu tentang menyakiti dan meminta maaf.
Ketika omongan kita atau perliku kita mencederai hati orang lain, ibarat kita menancapkan paku di kayu. Semakin sering itu kita lakukan, tanpa kita sadari paku yang tertancap sudah cukup banyak. Hingga pada saatnya kita tersadar bahwa apa yang telah kita perbuat selama ini sudah menyakiti hatinya.
Inisiatif untuk meminta maaf pun muncul. Kita datangi orang tersebut, kita utarakan maksud baik kedatangan kita. InsyaAllah, kita yakin jika Allah melapangkan dada orang tersebut, dia dengan mudah memberi maaf.
Kita meminta maaf, ibarat kita mencabut paku-paku yang sudah tertancap. Pikirnya, masalah ini sudah selesai. Ingat, dalam kayu yang dicabut, pasti berbekas tempat pakunya. Semakin banyak yang sudah kita cabut, semakin banyak pula bekasnya.
Dalam teori kedokteran, bekas-bekas tersebut tergores dalam saraf manusia sebagai bentuk memori (ingatan). Goresan yang banyak memperkuat ingatan. Jika ingatan negatif, orang tersebut tentu mengingat perbuatan negatif kita walaupun sudah memaafkan. Sehingga, cara terbaikuntuk mencegahnya adalah dengan menjaga lisan dan perbuatan. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati bukan?
Pelajaran hari ini dari seorang kyai yang sering mengajarkan cara memanajemen hati. :)

Tidak ada komentar: