Kamis, 10 Juli 2014

Seandainya Arab dan Israel Mau Berbagi

Dampak Penolakan Arab Terhadap Resolusi PBB 1947

13896782211044227113
Tenda-tenda para pengungsi Palestina akibat perang 1948 foto 1948.org.co.ok
Jika menelusuri dari awal sejarah berdirinya Negara Israel, ada beberapa fakta menarik dan mengejutkan diantaranya adalah penolakan bangsa Arab terhadap resolusi PBB 1947 dan penyerangan koalisi Negara Arab terhadap Israel tanggal 15 Mei 1948 hingga terjadi perang Arab - Israel (15/5/1948 - 10/3/1949). Akibat perang itu timbul masalah yang lebih rumit yaitu para pengungsi Palestina yang jumlahnya terus bertambah hingga kini.
Sebenarnya rancangan peraturan yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang pembagian wilayah Palestina itu, dibuat sedemikian rupa hingga tidak merugikan pihak Arab dan Yahudi. Sementara PBB sebagai badan internasional akan membantu menjaga perdamaiaan diwilayah Palestina sampai semuanya berjalan lancar. (Baca rancangan peraturan PBB disini).
Selain itu pembagian wilayahnya juga seimbang, walaupun Israel mendapat 55% dari wilayah Palestina, bukan berarti tidak adil tapi karena Isrel dapat gurun pasir Negev yang luas dan tidak produktif. Sementara untuk Arab, walau hanya dapat 45% tapi mereka dapat wilayah yang lebih strategis dan produktif. Khusus untuk Jerusalem, tidak diberikan pada Israel atau Arab karena Jerusalem merupakan kota suci untuk 3 agama (Yahudi, Kristen, Islam) jadi ada dibawah pengawasan Internasional.
Ketika dilakukan pemunggutan suara oleh PBB (1947), hasilnya adalah 33 negara pro resolusi, 13 menentang dan 10 Abstain. 13 negara yang kontra resolusi PBB 1947 adalah Afghanistan, India, Iran, Irak, Lebanon, Pakistan, Arab Saudi, Siria, Turki, Yaman, Yunani, Mesir dan Cuba. Karena yang setuju lebih banyak daripada yang kontra, akhirnya warga Yahudi memproklamirkan berdirinya Negara Israel 14 Mei 1948. Lihat gambar rencana pembagian wilayah untuk Israel dan Palestina dibawah ini:
1389678299830279865
Rancangan pembagian wilayah Palestina dan Israel 1947 foto israelseen.com
Hanya sehari setelah Negara Israel terbentuk, koalisi Negara Arab (Jordan, Syria, Lebanon, Arab Saudi, Irak dan Mesir) langsung menyerang Israel dari segala arah dengan maksud melenyapkan Yahudi dari Palestina. Tapi apa daya nasib berkata lain, Israel berhasil memenangkan perang itu dan akibatnya sekitar 500-750 ribu bangsa Arab Palestina terpaksa keluar dari Palestina dan hidup di beberapa kamp pengungsian di perbatasan Negara Jordan, Lebanon, Mesir dll.
Ironisnya Negara-negara Arab disekitar Palestina, tidak bersedia menyerap para pengungsi itu misalnya dengan memberi kewarganegaraan, pekerjaan, tempat tinggal sementara dll. Padahal negara-negara Arab disekitar Palestina itu sangat luas dan sebagian kaya minyak. Akhirnya para pengungsi itu menumpuk di kamp-kamp hingga berkembang biak dan beranak pinak dari sekitar 750 ribu tahun 1948 hingga sekitar 5 juta tahun 2013 lalu. (lihat data pengungsi versi UNRWA - PBB disini).
Setelah perang Arab-Israel selesai tahun 1949, PBB mengeluarkan lagi resolusi tentang hak untuk kembali para pengungsi yang tertuang dalam paragraph 11 tanggal 11 Desember 1949, isinya:
Resolved that Refugees wishing return to their homes and live in peace with their neighbors should be permitted to do so at the earliest practicable date, and that compensation should be paid for the property of those choosing not to return and for the loss or damage to property which, under the principles of international law or in equity, should made by the governments or authorities responsible. (*Terjemahan bebas: para pengungsi yang ingin kembali kekampung asalnya harus diizinkan dan bagi yang tak ingin kembali, harus diberi kompensasi atas segala kerugian akibat kehilangan dan kerusakan sesuai hukum internasional dan wewenang pemerintahan setempat).
Tapi sekali lagi koalisi Negara Arab menolak resolusi ini karena mereka masih bersikeras menolak resolusi PBB 1947 tentang pembagian wilayah antara Arab dan Israel. Setelah beberapa bulan kemudian ketika situasi semakin rumit baru Arab menerima resolusi ini. Setelah Arab menerima, giliran Israel yang menolak hingga perundingan sangat alot. Israel pernah menawarkan menerima 100 ribu pengungsi tapi ditempatkan disebar sesuai kehendak Israel. Tapi pihak Arab menolak hingga masalah pengungsi ini semakin rumit dan tak pernah ada kata sepakat.
1389683190432115932
Perbandingan luas Palestina dengan negara-negara Arab disekitarnya (pink muda wilayah untuk Israel, pink tua untuk Arab sesuai resolusi PBB 1947) foto mcwnews.net
Kenapa Israel keberatan menerima kembali semua pengungsi Palestina? 1. Karena Israel ketakutan jika mereka semua diterima akan membahayakan stabilitas negara yang baru dibentuk. Apalagi sudah terjadi perang dan Israel dikelilingi Negara Arab yang suatu saat bisa menyerang lagi. (dan itu terbukti tahun 1956, 1967 dan 1973 negara Arab kembali menyerang Israel). 2. Akibat perang Arab-Israel 1948, sekitar 850 ribu warga Yahudi diusir oleh Negara-negara Arab sehingga menambah berat beban Israel.
Berbeda dengan perlakuan Negara-negara Arab pada pengungsi Palestina. Para pengungsi Yahudi yang diusir negara-negara Arab dan mengungsi ke Israel, diserap dengan cara diberi kewarganegaraan Israel, tempat tinggal sementara dan pekerjaan seadanya sampai mereka mampu mandiri. Sehingga masalah pengungsi Yahudi ini lambat laun teratasi tanpa banyak disorot berbagai media massa.
Akhirnya masalah pengungsi Palestina ini semakin rumit, bertambah banyak dan menimbulkan berbagai masalah baru yang menambah parah konflik Arab dan Israel. Padahal kalau dulu bangsa Arab mau menerima resolusi PBB dan membangun negara Palestina sendiri disamping Israel, mungkin nasib bangsa Palestina tidak akan setragis ini. Hal itu terbukti dengan nasib 160 ribu Arab Palestina yang saat pecah perang 1948 tidak mau mengungsi dan tetap tinggal di Palestina.
Apakah Israel memusnahkan warga Arab Palestina yang bertahan itu? Tidak! Mereka hidup nyaman dan beranak pinak di Israel. Menurut data sensus Israel hingga tahun 2013, ada 1.658.000 bangsa Arab Palestina yang jadi warga Negara Israel. Mereka ternyata bisa damai dan hidup berdampingan dengan warga Yahudi. (baca > Arab citizens of Israel ). Jika ingin melihat video penjelasan tentang Pengungsi Palestina oleh Danny Ayalon (Menlu Israel yang keluarganya dulu diusir dari Algeria dan mengungsi ke Israel), silahkan klik link ini > Palestinian Refugees

Tidak ada komentar: