IMAM AL-BUKHARI
Hati yang sehat mengembara dari dunia menuju akhirat, dan seakan-akan telah sampai disana sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini, seakan-akan sebagai orang asing, yang sekedar mengambil keperluannya, lalu akan segera kembali kenegeri asalnya.
IMAM AL-GHAZALI
Seorang manusia takkan mampu mengenal Tuhan-nya, bila tidak mengenal dirinya sendiri. Dan ia takkan mampu mengenal dirinya sendiri, bila tidak mengenal hatinya. Sayang, kebanyakan manusia tidak mampu mengenal hati dan dirinya.
JALALUDIN RUMI
Hati yang murni laksana sebuah cermin tanpa noda, tempat bayang-bayang keindahan illahi terpantul. Musa, sang wali sempurna, memantlkan dalam cermin hatinya, zat yang tak berbentuk, bayangan zat yang tak terlihat. Bentuk ini, bayangan ini, tidak mampu dikandung oleh surga, tidak pula oleh lautan , tidak oleh semesta.Semua ini memiliki batas, namun cermin hati tiada berbatas.
SYECH ABDUL QADIR AL-JAELANI
Hati itu yang mengatur seluruh anggota badan. Hati juga alat penembus hakikat. Bila manusia mati, maka mata hatinya pun buta.
ABDULLAH IBNU MAS’UD R.A.
Penyebab hati menjadi mati adalah terlalu banyak makan, berteman dengan orang zalim dan ikut haluannya, melupakan dosa-dosa yang pernah dilakukan, dan menumpuk tinggi angan-angan. Sedangkan penerang hati adalah: makan secukupnya, berteman dengan orang-orang saleh dan mengikutinya, mengingat dosa yang pernah dilakukan, dan membangun harapan sesuai kemampuan.
IBNU ATHAILLAH AL-ISKANDAR
Hati ibarat cermin, sedangkan hawa nafsu seperti asap atau uap. Setiap kali asap menempel dicermin, cermin itupun akan menghitam sehingga kejernihan akan pudar. Hati yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan dan tak pernah lagi ia pakai hingga wajahnya pun tak karuan. Sebaliknya, hati yang mengenal Allah, sepert cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilap.
Hati yang sehat mengembara dari dunia menuju akhirat, dan seakan-akan telah sampai disana sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini, seakan-akan sebagai orang asing, yang sekedar mengambil keperluannya, lalu akan segera kembali kenegeri asalnya.
IMAM AL-GHAZALI
Seorang manusia takkan mampu mengenal Tuhan-nya, bila tidak mengenal dirinya sendiri. Dan ia takkan mampu mengenal dirinya sendiri, bila tidak mengenal hatinya. Sayang, kebanyakan manusia tidak mampu mengenal hati dan dirinya.
JALALUDIN RUMI
Hati yang murni laksana sebuah cermin tanpa noda, tempat bayang-bayang keindahan illahi terpantul. Musa, sang wali sempurna, memantlkan dalam cermin hatinya, zat yang tak berbentuk, bayangan zat yang tak terlihat. Bentuk ini, bayangan ini, tidak mampu dikandung oleh surga, tidak pula oleh lautan , tidak oleh semesta.Semua ini memiliki batas, namun cermin hati tiada berbatas.
SYECH ABDUL QADIR AL-JAELANI
Hati itu yang mengatur seluruh anggota badan. Hati juga alat penembus hakikat. Bila manusia mati, maka mata hatinya pun buta.
ABDULLAH IBNU MAS’UD R.A.
Penyebab hati menjadi mati adalah terlalu banyak makan, berteman dengan orang zalim dan ikut haluannya, melupakan dosa-dosa yang pernah dilakukan, dan menumpuk tinggi angan-angan. Sedangkan penerang hati adalah: makan secukupnya, berteman dengan orang-orang saleh dan mengikutinya, mengingat dosa yang pernah dilakukan, dan membangun harapan sesuai kemampuan.
IBNU ATHAILLAH AL-ISKANDAR
Hati ibarat cermin, sedangkan hawa nafsu seperti asap atau uap. Setiap kali asap menempel dicermin, cermin itupun akan menghitam sehingga kejernihan akan pudar. Hati yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan dan tak pernah lagi ia pakai hingga wajahnya pun tak karuan. Sebaliknya, hati yang mengenal Allah, sepert cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar