"Sebuah roman epik pencerah hati manusia". Begitu sampul buku
Mahabharata yang baru selesai saya baca. Buku ini saya beli Bulan Maret
lalu di sebuah pameran buku yang mengadakan diskon besar - besaran.
Sebenarnya, saya dulu pernah membacanya sampai habis tapi ada keinginan
untuk membaca ulang.
Mahabharata menceritakan tentang perang Bharatayudha, perang saudara
terbesar yang pernah ada dan menewaskan jutaan orang. Perang tersebut
terjadi antara Pandawa dan Kurawa yang disebabkan oleh rasa iri, dengki
dan rasa tidak pernah puas atas apa yang sudah dimiliki. Paling tidak,
itulah kepercayaan orang India yang sebagian besar beragama Hindu. Saya
tidak akan membahas dari segi agama. Cerita ini seperti dongeng atau
drama kolosal yang membuat saya seperti berada pada zaman itu dan dapat
membuat saya tenggelam dengan imajinasi saya sendiri. Dalam buku ini
banyak kata - kata yang menohok hati dan membuat kita berpikir bahwa
ternyata dari zaman ke zaman permasalahan manusia itu sama namun hanya
dalam bentuk yang berbeda. Selain itu, saya semakin yakin bahwa semua
agama mengajarkan kebaikan.
Berikut beberapa penggalan kata - kata yang menohok tetapi juga dapat menyejukkan hati..
"Semenjak awal mula dunia, nasihat orang yang paling bijak sekalipun
tidak akan pernah bisa menghilangkan duka hati seorang perempuan yang
kehilangan kekasih". Penggalan ini saat Dewayani, putri dari Resi
Sukra merasakan kesedihan mendalam karena kekasihnya, Kacha mati dibunuh
oleh para raksasa.
"Perbuatan kita sendirilah yang membuat kita bahagia atau menderita, bukan kebajikan atau kejahatan orang lain".
"Orang yang dapat menaklukkan dunia adalah orang yang sabar
menghadapi caci maki orang lain. Orang yang dapat mengendalikan emosi
ibarat seorang kusir yang dapat menaklukkan dan mengendalikan kuda liar.
Hanya mereka yang tidak gentar menghadapi siksaan akan berhasil
mencapai apa yang dicitakan. Mereka yang tidak pernah marah lebih mulia
daripada orang yang taat menjalankan ibadah selama seratus tahun". Sabar dan menahan amarah sangat sulit dilakukan tetapi selalu berbuah manis.
"Semangat adalah cikal bakal keberhasilan. Nasib baik akan
menghampiri kita jika kita melakukan tugas dan kewajiban dengan sungguh -
sungguh. Bahkan orang yang kuat pun bisa gagal jika ragu - ragu
menggunakan kemampuan yang ia miliki". Pendapat Arjuna tentang sikap yang harus ditunjukkan oleh seorang ksatria.
"Jika kau pikir tidak ada orang yang pernah mengalami kemalangan
seperti yang kau alami saat ini, kau keliru. Setiap orang dengan cara
dan perasaannya sendiri merasa bahwa ia adalah orang yang paling malang.
Itu wajar karena apa yang dirasakan jauh lebih terasa daripada apa yang
dilihat atau dengar". Kata - kata penghiburan Resi Brihadaswa
kepada Pandawa saat mereka harus menjalani masa pengasingan di hutan
selama dua belas tahun.
"Pengetahuan harus meresap ke dalam setiap pikiran dan tindakan dalam
hidup. Pengetahuan yang tidak diresapi hanya akan menjadi tumpukan
keterangan yang membebani pikiran dan tidak menghasilkan keluhuran budi". Mungkin hal ini yang menjadikan banyak orang pintar tetapi tidak bermoral. Pengetahuan yang didapatkan tidak diresapi.
"Apakah ada yang lebih mengagumkan daripada kesabaran dan kesucian
seorang perempuan? Ia melahirkan anak, setelah menantikan dan menjaga
seperti nyawanya sendiri selama sembilan bulan. Ia melahirkan ke dunia
dengan rasa sakit dan kecemasan yang luar biasa. Setelah itu, satu -
satunya hal yang ia pikirkan hanyalah kesehatan dan kebahagiaan si anak,
Dengan hati seluas samudra dan penuh pengampunan, seorang perempuan
terus mencintai suami, meskipun jahat, menyia - nyiakan, membenci, dan
membuatnya menderita. Betapa anehnya dunia ini!'. Saya teringat ibu..
"Manusia bisa mencapai kesempurnaan jika selalu tekun dan ikhlas menjalani setiap tugas yang dieprcayakan kepadanya"
"Apakah yang lebih mulia dan lebih menghidupi manusia daripada bumi ini? Ibu yang melahirkan dan membesarkan anak - anaknya.
Apakah yang lebih tinggi daripada langit? Bapak.
Apakah yang lebih cepat daripada angin? Pikiran.
Apakah yang lebih berbahaya daripada jerami kering pada musim panas? Hati yang dilanda duka nestapa.
Apakah yang menemani seorang pengembara? Kemauan belajar.
Apakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan adalah buah dari perbuatan baik.
Apakah yang jika ditinggalkan manusia akan membuatnya dicintai sesama? Keangkuhan.
Kehilangan apakah yang membuat orang bisa bahagia dan tidak sedih? Amarah.
Apakah yang harus ditinggalkan manusia supaya menjadi kaya? Hawa nafsu"
Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan oleh Batara Yama kepada Yudhistira
yang terkenal dengan kebijaksanaan dan keluhuran budinya.
"Kematian merupakan hukum kehidupan yang tidak bisa dielakkan dan
memang dimaksudkan untuk kebaikan dunia. Tidaklah bijaksana menyesali
kematian atau terlalu bersedih karena kematian seseorang. Tidak ada
alasan untuk menyayangkan kepergian mereka yang telah pergi menghadap
Yang Kuasa, Ada lebih banyak alasan untuk bersedih bagi mereka yang
masih hidup". Kata - kata penghiburan untuk Yudhistira yang berduka
amat dalam setelah memenangkan Perang Bharatayudha di Kurusetra yang
menewaskan sepupu - sepupunya, para Kurawa.