Sabtu, 06 Juni 2015

jadilah seperti lebah ..

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?


Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

Nasehat Bijak 6 Imam



IMAM AL-BUKHARI
Hati yang sehat mengembara dari dunia menuju akhirat, dan seakan-akan telah sampai disana sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini, seakan-akan sebagai orang asing, yang sekedar mengambil keperluannya, lalu akan segera kembali kenegeri asalnya.

IMAM AL-GHAZALI
Seorang manusia takkan mampu mengenal Tuhan-nya, bila tidak mengenal dirinya sendiri. Dan ia takkan mampu mengenal dirinya sendiri, bila tidak mengenal hatinya. Sayang, kebanyakan manusia tidak mampu mengenal hati dan dirinya.

JALALUDIN RUMI
Hati yang murni laksana sebuah cermin tanpa noda, tempat bayang-bayang keindahan illahi terpantul. Musa, sang wali sempurna, memantlkan dalam cermin hatinya, zat yang tak berbentuk, bayangan zat yang tak terlihat. Bentuk ini, bayangan ini, tidak mampu dikandung oleh surga, tidak pula oleh lautan , tidak oleh semesta.Semua ini memiliki batas, namun cermin hati tiada berbatas.

SYECH ABDUL QADIR AL-JAELANI
Hati itu yang mengatur seluruh anggota badan. Hati juga alat penembus hakikat. Bila manusia mati, maka mata hatinya pun buta.

ABDULLAH IBNU MAS’UD R.A.
Penyebab hati menjadi mati adalah terlalu banyak makan, berteman dengan orang zalim dan ikut haluannya, melupakan dosa-dosa yang pernah dilakukan, dan menumpuk tinggi angan-angan. Sedangkan penerang hati adalah: makan secukupnya, berteman dengan orang-orang saleh dan mengikutinya, mengingat dosa yang pernah dilakukan, dan membangun harapan sesuai kemampuan.

IBNU ATHAILLAH AL-ISKANDAR
Hati ibarat cermin, sedangkan hawa nafsu seperti asap atau uap. Setiap kali asap menempel dicermin, cermin itupun akan menghitam sehingga kejernihan akan pudar. Hati yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan dan tak pernah lagi ia pakai hingga wajahnya pun tak karuan. Sebaliknya, hati yang mengenal Allah, sepert cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilap.

Nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Image
Bergaullah dengan cara mengundang ratap tangis orang bila engkau meninggal dunia, dan tariklah simpati mereka selama engkau masih hidup bersama mereka.

Sebodoh-bodoh manusia adalah yang tidak mampu mendapatkan kawan-kawan untuk dirinya, tetapi yang lebih bodoh lagi adalah membiarkan kawan-kawannya pergi setelah mendapatkannya.

Orang yang tertinggal karena kurangnya amal tidak akan dapat menyusul dengan kemuliaan nasabnya.
Kemenangan diperoleh dengan kebajikan. Kebajikan diperoleh dengan berpikir secara mendalam dan benar. Pikiran yang benar adalah dengan menyimpan sebaik-baik rahasia.

Semulia-mulia kekayaan milik pribadi adalah meninggalkan banyak keinginan.
Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir.

Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.
Suatu perbuatan buruk yang kau sesali lebih utama di sisi Allah daripada perbuatan baik yang membuatmu bangga akan dirimu.

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya. Ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaanya. Keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap kejahatan. Dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya akan kehormatan dirinya.
Jangan sekali-kali merasa malu memberi walaupun sedikit, sebab tidak memberi sama sekali pasti lebih sedikit nilainya.
Menjaga air muka adalah hiasan bagi orang miskin, sebagaimana syukur adalah hiasan bagi orang kaya.
Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi.
Setiap nafas seseorang adalah sebuah langkah menuju ajalnya.
Tiada kekayaan lebih utama daripada akal. Tiada kepapaan lebih menyedihkan daripada kebodohan. Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan. Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah.
Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini.
Pertolongan Allah diberikan kepada seseorang sekadar beratnya beban yang dipikulnya.
Keresahan (sikap mengeluh) adalah setengah dari ketuaan.
Mintalah curahan rezeki Allah dengan banyak bersedekah.
Tidak sepatutunya seseorang merasa aman tentang dua hal: kesehatan dan kekayaan. Sekarang kelihatannya sehat, tiba tiba ia jatuh sakit. Sekarang ia kaya, tiba-tiba jatuh miskin.
Tidak baik berdiam diri tentang sesuatu yang diketahui dan tidak baik berbicara tentang sesuatu yang tak diketahui.
Cabutlah kejahatan dari dalam hati saudaramu dengan mencabutnya dari dalam hatimu sendiri.
Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu, masuklah ke dalamnya sebab ketakutan menghadapinya lebih menganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri.
Sebagian orang beribadah kepada Allah semata-mata karena mengharapkan imbalan, dan itulah ibadahnya para pedagang. Sebagian lagi beribadah karena taku terkena hukuman, . dan itulah ibadahnya para hamba sahaya. Dan sebagian lagi beribadah karena bersyukur kepada Allah, dan itulah ibadahnya orang-orang yang merdeka jiwanya.
Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat-tempat yang mencurigakan janganlah ia menyalahkan orang lain yang berburuk sangka kepadanya.
Pergunjingan adalah puncak kemampuan orang-orang yang lemah.
Apabila kau jatuh miskin, berdaganglah dengan Allah, yaitu dengan cara memperbanyak sedekah.
Sekiranya Allah tidak mengancam orang berdosa dengan hukuman-Nya sekalipun, sudah sewajarnya Ia ditaati sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan karunianya.
Dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang diremehkan oleh pelakunya.
Allah mewajibkan atas orang bodoh agar ia belajar sebagaimana ia mewajibkan atas orang pandai agar mengajarkan kepandaiannya.
Alangkah indahnya sikap merendah hati dari kaum hartawan terhadap  kaum fakir miskin, demi memperoleh keridaan Allah. Namun yang lebih indah lagi adalah ketinggian hati kaum fakir miskin atas para hartawan disebabkan keyakinan kuat mereka akan jaminan Allah.
Orang yang berdoa tanpa beramal sama halnya seperti pemanah tanpa busur.
Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya sama saja menjilatnya. Tetapi melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kebodohan dan kedengkian.
Pekerjaan tangan yang paling sederhana sekalipun demi mempertahankan harga diri seseorang, jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan.
Mencukupkan diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk memiliki sesuatu, lebih manis daripada memintanya dari orang lain.
Bila sikap lemah lembut hanya mengakibatkan timbulnya kekerasan maka kekerasan adalah suatu bentuk kelembutan hati.
Adakalanya yang sedikit lebih berkah daripada yang banyak.
Bersegeralah menggunakan kesempatan yang ada sebelum ia berubah menjadi penyesalan.
Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat penyembuh.
Tidak ada gunanya seorang penolong yang selalu menghina atau teman yang selalu berburuk sangka.
Kuasailah musuhnya dengan kebajikan. Itulah yang paling manis di antara kemenangan.
Telanlah amarahmu sebab kau tidak pernah menemukan minuman yang dapat meninggalkan rasa lebih manis dan lebih lezat daripada itu.
Sisihkan gelombang-gelombang kerisauan dengan kekuatan kesabaran dan keyakinan.
Jangan sekali-kali menyebabkan keluargamu paling menderita karenamu.
Bagianmu yang sesungguhnya dari dunia ini adalah yang memberimu kehormatan diri.
Jika kau biasakan dirimu meratapi segala yang hilang darimu, seharusnya engkau juga meratapi segala hal yang tidak kau peroleh.
Dua jenis manusia yang tak kan merasa kenyang selama-lamanya: pencari ilmu dan pencari harta.
Barangsiapa yang melanggar batas kebenaran pasti kehilangan arah.

Paku yang Berbekas..


image

Inilah ilmu yang pernah diajarkan oleh KH. Abdulah Gymnastiar atau yang lebih trend dikenal deng Aa Gym. Ilmu tentang menyakiti dan meminta maaf.
Ketika omongan kita atau perliku kita mencederai hati orang lain, ibarat kita menancapkan paku di kayu. Semakin sering itu kita lakukan, tanpa kita sadari paku yang tertancap sudah cukup banyak. Hingga pada saatnya kita tersadar bahwa apa yang telah kita perbuat selama ini sudah menyakiti hatinya.
Inisiatif untuk meminta maaf pun muncul. Kita datangi orang tersebut, kita utarakan maksud baik kedatangan kita. InsyaAllah, kita yakin jika Allah melapangkan dada orang tersebut, dia dengan mudah memberi maaf.
Kita meminta maaf, ibarat kita mencabut paku-paku yang sudah tertancap. Pikirnya, masalah ini sudah selesai. Ingat, dalam kayu yang dicabut, pasti berbekas tempat pakunya. Semakin banyak yang sudah kita cabut, semakin banyak pula bekasnya.
Dalam teori kedokteran, bekas-bekas tersebut tergores dalam saraf manusia sebagai bentuk memori (ingatan). Goresan yang banyak memperkuat ingatan. Jika ingatan negatif, orang tersebut tentu mengingat perbuatan negatif kita walaupun sudah memaafkan. Sehingga, cara terbaikuntuk mencegahnya adalah dengan menjaga lisan dan perbuatan. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati bukan?
Pelajaran hari ini dari seorang kyai yang sering mengajarkan cara memanajemen hati. :)